Saturday, November 9, 2013

Sistem Informasi Berbasis Komputer dan Artificial Intelligence

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Pendahuluan
CBIS ( Computer Base Information System ) merupakan system yang digunakan untuk mengolah data menjadi suatu informasi yang berkualitas. CBIS ( Computer Base Information System ) sangat diperlukan oleh perusahaan maupun organisasi yang memerlukan informasi yang akurat dan berkualitas untuk memajukan perusahaan atau organisasi tersebut. CBIS juga memberi kesempatan untuk meningkatkan komunikasi dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dan perusahaan. Komunikasi ini dapat mempengaruhi keberhasilan atau keakuratan informasi yang dihasilkan oleh CBIS.


Definisi Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut.
Data
Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
Sistem
Sistem merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

Contoh Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS)


  1. SIA (Sistem Informasi Akutansi) : Sebuah sistem informasi mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan
  2. SIM (Sistem Informasi Manajemen) : Sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya
  3. DSS (Decision Support System) : Salah satu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan informasi yang mendukung pengambilan keputusan kepada penggunanya
  4. OA (Office Automation) : Penggunaan alat elektronik untuk memudahkan komunikasi formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja
  5. ES (Expert System) : Sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia


 Kesimpulan
Sistem informasi berbasis komputer sangat membantu baik perusahaan maupun perorangan untuk mengambil keputusan dan mempermudah dalam mengolah data sehingga menghasilkan data yang lebih akurat



SISTEM PAKAR

Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.

Contoh Aplikasi Sistem Pakar
  1. Dendral : Mengidentifikasi struktur organik tak dikenal melalui analisa spektrum massa dan ilmu kimia
  2. Mycin: Identifikasi bakteri penyebab infeksi dan merekomendasikan antiobiotik dengan dosis yang disesuaikan dengan berat tubuh pasien. Dirancang oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an.
  3. Dipmeter Advisor: Digunakan oleh Schlumberger untuk analisis data dalam pengeboran minyak.
  4. XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an. Untuk sistem komputer DEC VAC 11 1780
  5. Sophie : Analisis sirkit elektronik
  6. Prospector : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit.
  7. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an
  8. Folio : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
  9. Delta : Pemeliharaan lokomotif listrik disel. Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company.
  10. YESMVS : Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage). Didesign oleh IBM awal th ‘80an
  11. ACE : SP troubleshooting pd sistem kabel telpon. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an
Kesimpulan
Sistem pakar sangat membantu manusia karena beberapa contoh aplikasinya benar-benar dapat diaplikasikan pada kehidupan manusia karena sistem pakar merupakan sistem yang dibuat oleh para pakar dibidangnya masing-masing


SISTEM PENGAMBIL KEPUTUSAN


Definisi Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem Pengambilan Keputusan adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. 
definisi menurut beberapa ahli : 
1. Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.
4. Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Contoh Aplikasi Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem Informasi Penjualan Kendaraan Bermotor
http://rambutbiru.googlepages.com/sispkb.zip

Sistem Informasi Akademik 
http://download.stainbatusangkar.ac.id/oriyu.rar

Sistem Informasi Pustaka
http://sites.google.com/site/riyuniza1/prjdatabase.rar?attredirects=0

Program Visual Basic Sistem Informasi Pendataan dan penunjang Keputusan Aparatur Desa oleh Muhammad Sufri
SPK aparatur Desa
http://www.indowebster.com/wwwriyunizacocc_ta_sufri.html


Kesimpulan

Sistem pengambilan keputusan adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

ARTIFICIAL INTELLIGENCE


Definisi Artificial Intelligence

Kecerdasan Buatan adalah salah satu cabang Ilmu pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan mesin untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi. Hal Ini biasanya dilakukan dengan mengikuti/mencontoh karakteristik dan analogi berpikir dari kecerdasan/Inteligensia manusia, dan menerapkannya sebagai algoritma yang dikenal oleh komputer. Dengan suatu pendekatan yang kurang lebih fleksibel dan efisien dapat diambil tergantung dari keperluan, yang mempengaruhi bagaimana wujud dari perilaku kecerdasan buatan. AI biasanya dihubungkan dengan Ilmu Komputer, akan tetapi juga terkait erat dengan bidang lain seperti Matematika, Psikologi, Pengamatan, Biologi, Filosofi, dan yang lainnya. Kemampuan untuk mengkombinasikan pengetahuan dari semua  bidang ini pada akhirnya akan bermanfaat bagi kemajuan dalam upaya menciptakan suatu kecerdasan buatan.
Pengertian lain dari kecerdasan buatan adalah bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin komputer dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Manfaat Kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan manusia

1. Dalam bidang kedokteran
AI dapat membantu menganalisis struktur genetika yang sangat kompleks dalam waktu yang sangat singkat, AI dapat digunakan untuk menganalisis suatu penyakit, mencari tahu obat apa yang tepat untuk penyakit tersebut, memilih metode penyembuhan dan mensimulasikan sebab dan akibat dari penyakit tersebut.

2. Dalam bidang perindustrian
Dalam bidang perindsutrian AI dapat meminimalkan tingkat kecelakaan pada pegawai. Misalnya untuk melakukan peleburan terhadap benda-benda logam dengan memasukkan benda-benda tersebut kedalam media peleburan yang memiliki suhu yang sangat tinggi dibutuhkan robot untuk melakukannya dapat dibayangkan jika manusia yang melakukannya kemungkinan terjadinya luka bakar pasti sangat besar. Keuntungan lainnya adalah proses pemindahan pasti akan berlangsung sangat cepat apabila dilakukan oleh robot dibandingkan dengan seorang manusia yang memiliki tenaga yang terbatas.

3. Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Dalam bidang pertahan dan keamanan AI dapat digunakan untuk melakukan pendeteksian terhadap ancaman yang datang dapat berupa serangan udara, darat maupun laut. Dengan bantuan AI memungkinkan manusia untuk mendapatkan pemetaan dari serangan-serangan yang masuk, mencari tahu siapa yang melakukan serangan, membuat peta kekuatan serangan, dan menganalisis bagaimana mengatasi serangan-serangan tersebut. Contoh lebih spesifik penggunaan AI dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah AI dapat digunakan untuk mendeteksi serangan peluru kendali, menganalisis jenis peluru kendali, berasal dari manakah peluru kendali tersebut, seberapa besar daya ledak peluru kendali tersebut dan menganalisis bagaimana cara mengatasi peluru kendali tersebut.

4. Dalam bidang meteorologi dan geofisika
Dalam bidang ini AI dapat digunakan untuk menganalisis keadaan iklim, mensimulasikan keadaan iklim tersebut dan menganalisis dampak dari perubahan iklim tersebut baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini tentu dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mengambil suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Contoh lainnya adalah Di daerah amerika yang memiliki potensi munculnya angin tornado yang sangat besar AI dapat digunakan untuk menganalisis pola pergerakan dari angin tersebut, hal ini berdampak untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa akibat angin tornado ini, karena manusia dapat mengambil keputusan yang benar kemanakah mereka harus menjauhi angin tornado tersebut.

Contoh Artificial Intelligence
Beberapa program AI (1956 – 1966)

-Logic Theorist, diperkenalkan pada Dartmouth Conference, dapat membuktikan teorema-teorema matematika •Sad Sam (Robert K Lindsay – 1960), dapat mengetahui kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa Inggris dan mampu memberikan jawaban berdasarkan fakta yang didengar dalam sebuah percakapan •

-ELIZA diprogram Joseph Weizenbaum (1967), mampu memberi terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan

Kesimpulan : 
Seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia seperti membantu manusia dalam hal kedokteran, perindustrian, pertahanan dan keamanan, dan meteorologi dan geofisika

read more “Sistem Informasi Berbasis Komputer dan Artificial Intelligence”

Monday, October 7, 2013

Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia

Arsitektur Komputer
Arsitektur komputer adalah spesifikasi mendetail tentang bagaimana satu set teknologi software dan hardware berinteraksi untuk membentuk sistem komputer atau platform. Secara lebih singkat, arsitektur komputer adalah bagaimana sistem komputer didesain dan teknologi apa saja yang cocok dengan sistem komputer tersebut.Ada dua bagian yang pokok untuk arsitektur komputer, yaitu : instruction-set architecture (ISA)/ arsitektur set istruksi atau software dan hardware-system architecture (HSA)/ arsitektur sistem hardware. ISA meliputi spesifikasi yang menentukan bagaimana programmer bahasa mesin akan berinteraksi dengan komputer. Pada umumnya, komputer dipandang dari segi ISA-nya, yang menentukan sifat komputasional komputer. Sebaliknya, HSA berkaitan dengan subsistem hardware utama komputer, yang meliputi central processing unit(CPU)/ unit pemrosesan sentral, sistem penyimpanan, dan input-output (I/O) system/ sistem input-outputnya (yang merupakan interface komputer terhadap dunia luar). HSA mencakup desain logis dan organisasi arus data dari subsistem, dan oleh karenanya tingkat HSA yang luas akan menjadikan mesin dapat beroprasi secara efisien.

Kognisi Manusia
Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Istilah ini digunakan oleh filsuf untuk mencari pemahaman terhadap cara manusia berpikir. Karya Plato dan Aristotle telah memuat topik tentang kognisi karena salah satu tujuan tujuan filsafat adalah memahami segala gejala alam melalui pemahaman dari manusia itu sendiri.
Kognisi adalah seluruh proses dimana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali dan digunakan. Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati.
Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor waktu. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Hubungan antara Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia
Menurut saya keduanya saling berkaitan dimana keduanya mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama mengorganisasikan beberapa komponen, jika kita lihat dari segi arsitektur komputer komponen yang termasuk didalamnya adalah software dan hardware dimana software dan hardware tersebut diorganisasikan sehingga berinteraksi untuk membentuk sistem komputer, sedangkan dari kognisi manusia, komponen yang termasuk didalamnya adalah proses mental yaitu proses berpikir manusia dan tindakan manusia yang merupakan hasil dari proses berpikir. Arsitek komputer mungkin melihat bagaimana cara kognisi manusia bekerja lalu mengaplikasikan dalam komputer sehingga kerja komputer menjadi lebih efisien.

Sumber :
http://www.techopedia.com/definition/26757/computer-architecture
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/arkomp/bab_1.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi

Gambar
http://customedia.com.au/wp-content/uploads/2011/03/customedia-news-cognition.jpg
http://cayfer.bilkent.edu.tr/~cayfer/ctp203/arch2.gif
read more “Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia”

Sunday, May 5, 2013

Logoterapi


Logoterapi
Sejarah
Logoterapi dikemukakan oleh Viktor Emile Frankl. Frankl lahir pada tanggal 26 Maret 1905 di Wina dari pasangan Gabriel Frankl dan Elsa Frankl. Frankl yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dibesarkan dalam keluarga yang religius dan berpendidikan. Ibunya seorang Yahudi yang taat, dan Ayahnya merupakan pejabat Departemen Sosial yang banyak menaruh perhatian pada kesejahteraan sosial. Frankl menaruh minat yang besar terhadap persoalan spiritual, khususnya berkenaan dengan makna hidup (Koeswara, 1992).

Pengertian
Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.
Asas-asas utama logoterapi yang menjadi inti dari terapi ini, yaitu:
1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
2. Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas – untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Contoh yang jelas adalah seperti kisah Imam Ali diatas, ia jelas-jelas mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai apa yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan yang seperti itu Imam tetap bahagia.

Tahapan Konseling Logoterapi
Ada empat tahap utama didalam proses konseling logterapi diantaranya adalah:
1. Tahap perkenalan dan pembinaan rapport. Pada tahap ini diawali dengan menciptakan suasana nyaman untuk konsultasi dengan pembina rapport yang makin lama makin membuka peluang untuk sebuah encounter. Inti sebuah encounter adalah penghargaan kepada sesama manusia, ketulusan hati, dan pelayanan. Percakapan dalam tahap ini tak jarang memberikan efek terapi bagi konseli.
2. Tahap pengungkapan dan penjajagan masalah. Pada tahap ini konselor mulai membuka dialog mengenai masalah yang dihadapi konseli. Berbeda dengan konseling lain yang cenderung membeiarkan konseli “sepuasnya” mengungkapkan masalahnya, dalam logoterapi konseli sejak awal diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan.
3. Pada tahap pembahasan bersama, konselor dan konseli bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi. Tujuannya untuk menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.
4. Tahap evaluasi dan penyimpulan mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku konseli. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna, dan pengurangan symptom.

Sumber : http://jofipasi.wordpress.com/2010/02/12/viktor-frankl-and-logotherapy/ & http://adipsi.blogspot.com/2011/04/logoterapi.html
read more “Logoterapi”

Terapi Behavioristik


Terapi tingkah laku adalah pendekatan penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berlandaskan pada berbagai teori tentang belajar dalam usaha melakukan pengubahan tingkah laku. Dalam penyelesaian masalah, kondisi masalah harus dispesifikkan. Saat ini, bentuk pendekatan ini banyak di gunakan karena penekanannya pada perubahan tingkah laku dimana tingkah laku tersebut bisa didefinisikan secara operasional, diamati dan diukur.

Konsep dasar teori Behavioral
Konselor behavioral membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Perilaku yang dapat diamati merupakan suatu kepedulian utama dari para konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Manusia menurut pandangan ini bukan hasil dari dorongan tidak
sadar seperti yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Dalam konsep bahvioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar
dapat memecahkan masalahnya.
Thoresen (Shertzer & Stone, 1980) sebagaimana dikutip oleh Surya
(1988), memberi ciri-ciri konseling behavioral sebagai berikut:
1. Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari dan karena itu dapat dirubah.
2. Perubahan-perubahan khusus terhadap lingkungan individual dapat
membantu dalam merubah perilaku-perilaku yang relevan; prosedurprosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang relevan dalam perilaku klien dengan merubah lingkungan.
3. Prinsip-prinsip belajar sosial, seperti misalnya “reinforcement” dan “social modeling”, dapat digunakan untuk mengembangkan prosedur-prosedur konseling.
4. Keefektifan konseling dan hasil konseling dinilai dari perubahan-perubahan dalam perilaku-perilaku khusus klien diluar wawancara konseling.
5. Prosedur-prosedur konseling tidak statik, tetap, atau ditentukan sebelumnya, tetapi dapat secara khusus didisain untuk membantu klien dalam memecahkan masalah khusus.

Metode Konseling Behavioral
Mengenai metode konseling behavioral, Kumboltz mengkategorikan
menjadi empat pendekatan yaitu pendekatam : (1) Operant Learning, (2) Cognitive Learning, dan (3) Emotional learning.
 a. Metode Operant Learning
Dari pendekatan operant learning yang paling penting adalah penguatan (reinforcement) yang dapat menghasilkan perilaku klien yang dikehendaki. Konselor diharapkan dapat memanfaatkan situasi diluar klien untuk memperkuat perilaku klien yang dikehendaki, sehingga dapat menentukan saat yang tepat untuk memberikan penguatan pada klien. Dalam menerapkan penguatan ini ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu: (1) penguatan yang di terapkan hendaknya memiliki cukup kemungkinan untuk mendorong klien, (2) penguatan hendaknya dilaksanakan secara sistematis, (3) konselor harus mengetahui kapan dan bagaimana memberikan penguatan, dan (4) konselor harus dapat merancang perilaku yang memerlukan penguatan.(Surya, 1988)
b. Metode Cognitif Learning
Merupakan metode pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan klien, dan bermain peranan. Metode ini lebih menekankan pada aspek perubahan kognitif klien dalam upaya membentu klien dalam memecahkan masalahnya. Tujuan utama dalam metode kognitif adalah : (1) membangkitkan pikiranpikiran pasien, dialog internal atau bicara diri (self talk), dan interpretasi terhadap kehadian-kejadian yang dialami, (2) konselor bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interpretasiinterpretasi yang telah diambil, (3) menyusun dengan eksperimen (pekerjaan rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data tambahan untuk diskusi didalam proses perlakuan konseling. Konseling kognitif khususnya diarahkan untuk memunculkan kesalahankesalahan atau kesesatan-kesesatan didalam berpikir. Contoh kesalahan
adalah:
1. Berpikir Dikotomik. Yaitu berpikir yang serba ekstrem tanpa penilaian atau
pendapat realativistik ditengah-tengah (hitam vs putih, semuanya vs tidak
sama sekali).
2. Abstraksi selektif, pemisahan sebagian kecil dari sitausi keseluruhan
dengan mengabaikan sisa bagian yang jauh lebih besar atau penting,.
3. Inferensi arbitrer (sembarangan, tidak semena-mena), yaitu menarik
kesimpulan yang merupakan inferensi dari bukti-bukti yang tidak relevan.
4. Overgeneralisasi, yaitu menyimpulkan suatu kejadian negatif yang khusus,
sebagai kejadian negatif secara keseluruhan.
5. Catastropishing, yaitu berpikir hal yang paling buruk dalam suatu
situasi.(Retnowati, 2002)

Teknik konseling
Ada beberapa teknik konseling behavioral sebagaimana diungkapkan oleh Gerald Corey (1995) yang dapat diterapkan pada klien kecemasan antara lain:
a. Desensitisasi sistematik
Asumsi dasar yang mendasari teknik desensitisasi sistematika adalah bahwa responsi terhadap kecemasan itu dapat dipelajari atau dikondisikan, dan bisa dicegah dengan memberi subtitusi berupa suatu aktivitas yang
sifatnya memusuhinya. Stimulus yang menghasilkan kecemasan berkali-kali dilakukan dengan latihan bersantai sampai hubungan antara stimulusstimulus serta responsi terhadap kecemasan itu terhapus. Moris (1986) membuat garis besar tentang desensitisasi sistematik menjadi tiga langkah:
1. Latihan bersantai
Selama bebrapa sesi permulaan klien diberi pelajaran bagaimana caranya bersantai. Sasarannya adalah agar oto-otot menjadi kendor dan mental menjadi santai dan mudah dipelajari. Setelah klien belajar bersantai, maka yang terpenting adalah klien mempraktekannya seriap hari agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Pengembangan hierarki kecemasan.
Stimulus yang menyulut kecemasan pada kawasan tertentu seperti penolakan, kecemburuan, kritikan, ketidaksetujuan, atau fobia yang lain, dianalisis. Konselor menyusun daftar urutan situasi yang menyulut  timbulnya kecemasan dan penampikkan yang makin meningkat. Hierarki itu diatur dalam urutan-urutan mulai dari situasi yang terburuk yang bisa dibayangkan oleh klien sampai kesituasi yang menimbulkan kecemasan
yang paling sedikit.
3. Disentisiasi sistematik yang tepat.
Proses desentisisasi dimulai dengan klien yang telah santai dengan sempurna dengan mata tertutup. Skenario netral dikemukakan, dan klien diminta untuk membayangkannya. Apabila klien tetap santai, diminta untuk membayangkan skenario yang paling sedikit manimbulkan kecemasan dalam hirarki kecemasan yang telah dikembangkan. Konselor bergerak maju dalam hierarki sampai klien memberi isyarat bahwa pada situasi itulah klien mengalami kecemasan dan pada saat itu skenario dihentikan. Kemudian pengendoran ketegangan dimulai lagi, dan klien melanjutkan naik kehierarki diatasnya. Penanganan berhenti manakala klien tetapdalam keadaan santai pada saat ia membayangkan skenario dimana dulu pernah merupakan keadaan yang paling banyak mengganggu dan menimbulkan kecemasan.
4. Metode Pemodelan
Istilah pemodelan, juga berarti belajar dengan mengamati menirukan, dan belajar sosialisasi. Permodelan adalah proses berbuat yang dilakukan oleh perilaku seseorang individu atau kelompok (model) sebagai stimulus terjadinya pikiran, sikap, dan perilaku yang serupa dipihak pengamat. Melalui proses belajar dengan mengamati klien sendiri bisa belajar untuk menunjukan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and eror.
5. Mengelolola diri sendiri
Watson dan Trap memberikan sebuah model yang didesain untuk perubahan yang diarahkan sendiri, yaitu ada empat tahap:
a. Penyaringan sasaran
b. Menerjemahkan sasaran menjadi perilaku yang diinginkan
c. Memantau perkembangan diri sendiri
d. Menyelesaikan rencana perubahan.
Selain keempat langkah itu ada metode penguatan diri sendiri yang sangat mendukung dalam keberhasilan proses konseling. Penggunaan penguatan untuk merubah perilaku adalah memilih pengganjaran pada diri
sendiri yang tepat, yaitu memberi motivasi secara pribadi.(Rahmat, 2000)


sumber : http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/behavioristiktherapy1.pdf
read more “Terapi Behavioristik”

Tuesday, April 23, 2013

Rational Emotive Theraphy

Latar Belakang Sejarah

 ALBERT ELLIS (lahir 1913) lahir di Pittsburgh tetapi melarikan diri ke belantara New York pada usia 4 tahun dan selanjutnya tinggal di sana (kecuali setahun ketika ia tinggal di New Jersey) sejak itu. Pada masa kanak-kanak ia sembilan kali dirawat di rumah sakit, sebagian besar karena gangguan nephtitis, dan kemudian berkembang menjadi renal glycosuria pada usia 19 tahun dan diabetes pada usia 40 tahun. Tetapi dengan ketangguhannya memelihara kesehatannya dan tidak mau meratapi akan keadaan kesehatannya yang buruk itu dia bisa menikmati kehidupan yang penuh energi.

Karena menyadari akan ketrampilannya memberikan konsultasi kepada orang banyak, dan juga merasakan betapa ia menikmatinya maka iapun bertekad untuk menjadi psikolog. Delapan tahun setelah kelulusannya daro College dia masuk matrikulasi program psikologi klinis di Teachers College,Columbia. Dia memulai prakteknya dalam bidang perkawinan, keluarga, dan terapi seks. Karena percaya bahwa psikoanalisis adalah bentuk terapi yang paling dalam mala Elis dianalisis dan disupervisi oleh aliran Karen Horney. Dari tahun 1947 sampai 1953 dia mempraktekkan analisis klasik dan psikoterapi yang berorientasi pada analisis.

Setelah dia sampai pada kesimpulan bahwa psikoanalisis itu secara relatif merupakan bentuk penanganan yang semu dan tidak ilmiah maka diapun bereksperimen dengan beberapa sistem yang lain. Pada awal tahun 1955 dia menggabungkan terapi humanistik, filosofis, dan behavioral menjadi terapi rasional-emotif (TRE). Ellis berhak menyandang gelar ayahnya TRE dan kakeknya terapi kognitif behavioral. Dalam sebuah wawancara dia ditanya sebagai apa kiranya ia ingin dikenang setelah kematiannya nanti.

Dalam bidang psikoterapi, saya ingin dikatakan sebagai tokoh teoritikus dan terapis perintis dari kognitif dan kognitif behavioral, bahwa saya telah berjuang keras agar kognisi diterima dalam psikoterapi, dan bahwa, sebagaian besar sebagai hasil usaha saya, akhirnya diterima juga, biarpun agak terlambat (Dryden, 1989, dalam Corey, 1986)

Sampai ke tingkat tertentu Ellis mengembangkan pendekatannya sebagai suatu metode penanganan masalahnya sendiri selama masa mudanya. Dalam salah satu segi hidupnya, misalnya dia merasa ketakutan yang berlebihan untuk bicara di depan orang banyak. Pada masa adolesen dia sangat pemalu di hadapan anak perempuan. Pada usia 19 tahun dia paksakan dirinya untuk bicara dengan 100 orang gadis di Bronx Botanical Garden dalam jangka waktu sebulan. Biarpun dia tidak pernmah berhasil untuk berkencan dengan seseorang dalam pertemuannya yang singkat itu ia melaporkan bahwa ia telah mengdesensitisasi dirinya sendiri terhadap rasa takutnya ditolak wanita. Dengan mengaplikasikan metode kognitif behavioral dia telah berhasil mengalahkan beberapa dari rintangannya yang paling buruk (Ellis, 1962, 1979c). lagi pula, dia telah belajar betapa dia benar-benar menikkmati berbicara di depan umum dan beberapa aktifitas yang lain yang dulunya pernah ia risaukan.

Orang yang mendengarkan kuliah Ellis sering berkomentar tentang gayanya yang bisa membangkitkan pertengkaran, penuh humor dan flamboyan (Dryden, 1989 dalam Corey, 1986). Dia memang melihat dirinya sendiri sebagai yang paling bisa menimbulkan pertengkaran dari orang lannya dalam loka karyanya, dan ia juga menganggap dirinya sebagai penuh humor dan dalam beberapa hal mengejutkan. Dalam lokakaryanya nampaknya dia menikmati kebiasaannya untuk mengungkapkan kesksentrikannya. Dia menikmati pekerjaannya, sesuatu yang merupakan komitmennya yang paling utama dalam hidupnya.

Ellis adalah orang yang sangat produktif dan penuh gairah dan tak ayal lagi ia merupakan penulis dalam bidang konseling dan psikoterapi yang paling lincah. Di dalam kesibukannya sebagai seorang profesional dia masih menerima klien sampai sejumlah 80 orang seminggu dan mengadakan 5 sesi terapi kelompok setiap minggu, dan berbicara sebanyak 200 kali dalam loka karya bagi masyarakat umum yang ia adakan setiap tahun. Dia telah menerbitkan buku lebih dari 50 judul dan menulis lebih dari 600 artikel, sebagian besar tentang teori TRE dan pengaplikasiannya.

2. Konsep dasar teori konseling Rational Emotive Teori konseling kognitif lain dalam teori perilaku adalah teori Rationalemotive. Konsep dasar teori ini adalah bahwa pola berpikir manusia itu sangat dipengaruhi oleh emosi, demikian pula sebaliknya. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrinsik. Sedangkan pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi seseorang dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu pikiran seseorang.(Surya, 1988)

Teori Kepribadian Pandangan tentang Sifat Manusia TRE adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan, takhyul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan dan aktualisasi diri. Manusia pun berkecenderungan untuk terpaku pada pola-pola tingkah laku lama yang disfungsional dan mencari berbagai cara untuk terlibat dalam sabotase diri.

Manusia tidak ditakdirkan untuk menjadi korban pengkondisian awal. TRE menegaskan bahwa manusia memiliki sumber-sumber yang tidak terhingga bagi aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa mengubah ketentuan-ketentuan pribadi dan masyarakatnya. Bagaimanapun, menurut TRE, manusia dilahirkan dengan kecenderungan untuk mendesakkan pemenuhan keinginan-keinginan, tuntutan-tuntutan, hasrat-hasrat, dan kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Jika tidak segera mencapai apa yang diinginkannya, manusia mempersalahkan dirinya sendiri ataupun orang lain (Ellis, 1973a, hlm. 175-176)

TRE menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara stimultan. Jarang manusia beremosi tanpa berpikir, sebab perasaan-perasaan biasanya oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifik. Sebagaimana dinyatakan oleh Ellis (1973, hlm.313), “ketika mereka beremosi, mereka juga berpikir dan bertindak. Ketika mereka bertindak, mereka juga berpikir dan beremosi. Ketika mereka berpikir, mereka juga beremosi dan bertindak. Dalam rangka memahami tingkah laku menolak diri, orang harus memahami bagaimana seseorang beremosi, berpikir, mempersepsi, dan bertindak.

Tentang sifat manusia, Ellis (1967, hlm.79-80) menyatakan bahwa baik pendekatan psikoanalitik Freudian maupun pendekatan eksistensial telah keliru dan bahwa metodologi-metodologi yang dibangun di atas kedua system psikoterapi tersebut tidak efektif dan tidak memadai. Ellis menandaskan bahwa pandangan Freudian tentang manusia itu keliru karena pandangan eksistensial humanistic tentang manusia, sebagian benar. Menurut Ellis, manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara biologis dan didorong oleh nalurinaluri. Ia melihat individu sebagai makhluk unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasan-keterbatasan, untuk mengubah pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang telah diintroyeksikan secara tidak kritis pada masa kanak-kanak, dan untuk mengatasi kecenderungan-kecenderungan menolak diri sendiri.

Teknik Konseling Rational-Emotive
a. Teknik Emotive
Menurut Corey (1995) ada beberapa teknik emotif, yaitu: (1) asertive training; digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus menerus menyesuaikan dirinya dengan pola perilaku sesuai dengan yang diinginkannya, (2) sosiodrama; digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan klien (perasaanperasaan negatif) melalui suatu suasana yang dramatisasikan sehingga klien dapat secara bebas mengungkapan dirinya sendiri baik secara lisan, tulisan ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis, (3) self modeling, digunakan dengan meminta klien untuk berjanji atau mengadakan komitmen dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu. (4) irnitasi,digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi perilakunya sendiri yang negatif.

b. Teknik Behavioristik
Ada dua teknik behavioristik yaitu; (1). Reinforment, digunakan untuk mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal ataupun punishment, (2) Social modeling, digunakan untuk menggambarkan perilaku –perilaku tertentu, khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.

c. Teknik Kognitif
Teknik kognitif yang cukup dikenal adalah Home Work Assigment atau teknik tugas rumah, digunakan agar klien dapat membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntun pola perilaku yang diharapkan.(Corey, 1995)

sumber : http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/rationalemotivetherapy.pdf
read more “Rational Emotive Theraphy”

Analisis Transaksional

Teori Kepribadian

 Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.

 Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya ber­tujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-­siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan). Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego. Sikap dasar ego yang mengacu pada sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic); sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic); dan ego anak (Child = C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).

 Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat ter1ihat dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapan­nya. Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, me­larang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP).

  Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, ber­sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.
Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural child(NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang ber­sifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

Tujuan Terapi
 Membantu pihak klien daalm rangka membuat keptusan baru, yaitu tentang tingkahlakunya sekrang yang diarahkan pa kehidupannya, caranya denagn jalan membantu klien untuk mendapatkan kesadaran tentang bagaimana klien Teori Konseling http://waskitamandiribk.wordpress.com mengahdapi masalahnya berkaitan denagn kebebasan memilih dan memberikan pilihan untuk menentukan cara hidupnya.

Peranan dan fungsi terapi 
Terapis berperan sebagai guru adalah menerangkan tehnik seperti analisis struktural, analisis transaksioanl, analisis naskah, dan analisi permainan. Terapis membantu klien dalam rangka menemukan kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, mengadaptasi rencana hidup dan mengembangakn strategi dalam berhubungan denagn orang lain. terapis membantu klien dalam menentukan alternatif-alternatif (Subandi, ed, 2003: 83). Corey (1995: 386), menyatakan tugas terapi adalah menolong klien mendapatkan perangakt yang diperlukan untuk mendapat perubahan, menolong klien untuk menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan perubahan denagn jalan mengambil keputusan yang lebih cocok.

Tehnik dan Proses Terapi Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksioanal terdiri dari beberapa metode yaitu :

 Analisis struktural 
• Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa dan anak-anak yang ada pada diri meraka.
• Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.

 Analisis Transaksioanal
• Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang dirinya sendiri & orang lain
• Yang terjadi antar manusia melibatkan transaksi status ego; jika pesan disampaikan diharapkan ada respon
• 3 jenis transaksi; komplementer, lintas, & tersembunyi

 Transaksi komplementer ini dapat terjadi jika antara stimulus dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan sehingga transaksi ini akan berjalan lancar. Misalnya pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego orang tua, dewasa atau anak-anak.

 Transaksi silang, ini terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok atau tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan terganggu.

 Transaksi terselubung, terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersamasama. Biasnya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke dewasa, akan tetapi menyembunyikan suau pesan yang sebenarnya. Misalnya dewasa ke anak, atau orang tua ke anak.

 Pemodelan keluarga
• Untuk menangani orang tua, orang dewasa dan anak-anak dan konstan
• Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin org yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya
• Klien sebagai sutradara, produser, & aktor

 Analisis ritual & waktu senggang
• Untuk menangani orangtua, orang dewasa & anak-anak konstan
• Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang signifikan pd ms lalu, termasuk dirinya
• Klien sbg sutradara, produser, & aktor

 Analisis permainan & Racket
• Melukiskan sebuah permainan sebagai “urut-urutan transaksi tersembunyi yang komplementer yang terus menerus berjalan maju ke arah terciptanya hsl hsl yang tertata baik & bisa diramalkan”

 Analisis suratan
• Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang diikuti klien.
• Klien memungkinkan memilih alternatif baru pada saat menjalani kehidupan.


sumber :
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/19/analisis-transaksional-eric-berne/
http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/analisistransaksional1.pdf
read more “Analisis Transaksional”

Monday, March 18, 2013

Terapi Psikoanalisa

Kali ini saya akan menulis tentang terapi psikoanalisa, bagi para calon psikolog dan psikolog pasti sudah tidak asing lagi sama yang namanya psikoanalisa. Psikoanalisa adalah salah satu mazhab psikologi yang fokus kepada alam bawah sadar yang mempengaruhi tingkah laku dialam sadar. didalam psikoanalisa terdapat tiga bagian dari kepribadian, yang pertama id, yaitu hasrat dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan dasar dari id itu sendiri adalah principle of pleasure atau prinsip kesenangan. Id akan mendorong manusia untuk tetap pada keadaan yang menyenangkan, menyenangkan disini adalah pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisologis. Kedua ada super ego, yaitu kebalikan dari id, dimana dasar dari superego sendiri berdasarkan norma-norma sosial yang ada dimasyarakat, superego bertindak melawan id demi menjaga norma-norma sosial yang ada. Ketiga adalah ego, ego merupakan bagian tengah dan pengambil keputusan antara id dan superego, dimana jika seseorang ingin memenuhi dorongan dasarnya sementara disaat yang tidak tepat maka superego akan muncul sebagai dorongan untuk melawan id dan ego yang akan mengambil keputusan, dapat dikatakan bahwa id adalah berpikir berdasarkan naluri, ego berpikir berdasarkan rasional dan superego berpikir berdasarkan moral.

Hal lain yang sangat erat hubungannya dengan psikoanalisa adalah defense of mechanism dimana defense of mechanism adalah mekanisme pertahanan diri yang dilakukan secara tidak sadar oleh manusia untuk menghindari rasa cemasnya sehingga mereka dapat berada dalam kondisi yang nyaman.

Setelah menjelaskan sedikit tentang psikoanalisa sekarang saya akan menjelaskan terapi psikoanalisa, Terapi psikoanalisa melihat bagaimana pikiran alam bawah sadar mempengaruhi pikiran dan perilaku. Psikoalanisis sering melihat pengalaman masa anak-kanak awal untuk menemukan bagaimana masa anak-anak awal ini dapat membentuk kepribadian dan bagaimana mereka berkontribusi kepada tingkah laku dimasa sekarang. Para klien yang mengikuti terapi psikoanalisa biasanya bertemu dengan para terapisnya setidaknya seminggu sekali dan akan tetap menjalani terapi selama beberapa minggi, bulan atau tahun.

Sejarah terapi psikoanalisa
Teori Psikoanalisa berkembang atas usaha seorang psychoanalyst yang bernama Sigmund Freud, yang mana beliau mulai mengambangkan teknik terapinya di akhir tahun 1800. Di tahun 1885, Freud memulai studi dan berkerja bersama Jean-Martin Charcot di kota Salpêtrière di Paris. Charcot menggunakan hipnosis untuk mengobati seorang wanita yang menderita penyakit yang sekarang dikenal sebagai gangguan histeria. Gejala yang muncul dari pernyakit tersebut termasuk partial paralysis, halusinasi dan kecemasan.

Freud melanjutkan penelitian tentang terapi hipnotis, berkat pekerjaan dan pertemanannya dengan seorang rekan kerja yang bernama Josef Breuer, Freud menghasilkan mengembangkan teknik terapinya yang paling terkenal. Breuer mendeskripsikan tentang terapinya kepada seorang wanita muda, yang diketahui di dalam sejarah kasus bernama Anna O. Dimana gejala histeria dapat dihilangkan dengan cara membicarakan tentang pengalaman yang membuatnya trauma. Freud dan Breuer mengkolaborasikan buku yang bernama "Studies on Hysteria" dan Freud melanjutkan untuk mengembangkan terapinya.

Bagaimana cara kerja terapi psikoanalisa?
 Terapis psikoanalisa secara umum menghabiskan waktu dengan mendengarkan pasien yang berbicara tentang hidupnya, yang mana itulah mengapa metode ini sering disebut sebagai terapi berbicara. Terapist akan melihatpola atau peristiwa penting yang mungkin memainkan peran didalam kesulitan klien saat ini. Psikoanalis percaya bahwa peristiwa masa kecil dan perasaaan, pikiran serta motivasi alam bawah sadar memainkan peran dalam penyakit mental dan perilaku maladaptive. Terapi psikoanalisa juga menggunakan teknik lain diantaranya :

  1. asosiasi bebas, yaitu klien menceritakan tentang kehidupannya sehingga terapist dapat melihat pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu
  2. Penafsiran yaitu suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi,  bentuk nya adalah tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku
  3. Analisis Mimpi yaitu suatu prosedur yg penting untuk menyingkap pikiran-pikiran yg tidak disadari dan memberikan penjelasan kepada klien atas beberapa area masalah yangg tak terselesaikan
  4. Analisis dan Penafsiran Resistensi yaitu suatu prosedur ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yg ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya 
  5. Analisis & Penafsiran Transferensi yaitu teknik utama dalam psikoanalisis karena mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi
Apa kelebihan menggunakan terapi psikoanalisa ?
Disaat terapi psikoanalisa menuai banyak kritik yang menyatakan bahwa terapi ini terlalu banyak memakan waktu, mahal, dan secara umum tidak efektif, tetapi dibalik itu semua terapi psikoanalisa ini mempunyai beberapa kelebihan. Terapist menawarkan rasa empati dan lingkungan yang nyaman dimana klien dapat merasa aman dan melepaskan perasaan atau tindakan yang memicu terjadinya stress atau ketegangan dalam diri mereka. Sering kali bercerita tentang beban hidup dengan orang lain dapat membuat pengaruh yang menguntungkan.

Apa kekurangan menggunakan terapi psikoanalisa ?
Harga sering kali menjadi kekurangan terbesar dalam terapi psikoanalisa. Banyak klien melakukan terapi selama bertahun-tahun, jadi terapi ini membutuhkan keuangan dan waktu yang banyak. Dalam terapi psikoanalisa kritik tentang keefektivitasan terapi psikoanalaisa juga diperanyakan. Satu studi kasus menemukan bahwa tidak ada perbedaan dari klien terapi psikoanalisa dan kelompok yang tidak diberikan terapi psikoanalisa. Kritik lainnya menyatakan bahwa psikoanalisa kurang memiliki bukti ilmiah Teknik dasar Terapi Psikoanalisis.

sumber : http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21332/TERAPI%2BPSIKOANALISIS.doc
http://psychology.about.com/od/pindex/f/psychoanalytic-therapy.htm

read more “Terapi Psikoanalisa”