Friday, October 5, 2012

Transmisi budaya dan pengaruhnya terhadap perkembangan Psikologis

Transmisi budaya adalah cara sekolompok manusia atau hewan yang berada di dalam suatu wilayah atau budaya untuk mempelajari suatu informasi baru. cara belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana budaya itu dapat disosialisasikan kepada anak kecil dan anak muda.
Penelitian lintas budaya didalam lima puluh tahun terakhir ini lebih berfokus kepada perbedaan antara budaya barat dan budaya timur (Chang, et al., 2010).
Beberapa peneliti percaya bahwa pembelajaran budaya yang berbeda dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik didalam area yang mana budaya tersebut muncul (Chang, et al., 2010).
Lingkungan yang berbeda tersebut diantaranya iklim, pola migrasi, perang, kesesuaian pertanian, dan endemik patogen. evolusi budaya, dimana pembelajaran budaya di bangun dipercaya merupakan hasil dari budaya 10.000 tahun yang lalu dan hanya mempunyai hubungan yang sedikit dengan genetika.

Hal yang penting yang harus diketahui bahwa budaya tidak diwariskan secara biologi dari orang tua ke anaknya melainkan melalui pengalaman dan partisipasi. proses yang mana anak kecil mempelajari budaya disebut enkulturasi. enkulturasi sendiri adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat

Menurut seorang ahli yang bernama M.J.Herskovits (1948). enkultirasi adalah proses sosialisasi dan menjaga suatu budaya asli secara turun-temurun, termasuk ide, konsep, dan nilai.
Dapat disimpulkan bahwa enkulturasi adalah proses pembelajaran tentang budaya yang dilakukan oleh sekelompok orang disuatu daerah secara turun-temurun untuk mewarisi budaya asli dari nenek moyang mereka.
Bentuk transmisi budaya bisa kita ambil contoh antara budaya barat dan timur, dibudaya barat kita tahu bahwa mereka bersikap apa adanya dan cenderung terbuka antara satu sama lain sedangkan budaya timur lebih bersikap menjaga sopan santun dan lebih tertutup, contoh nyatanya adalah ketika kita bertemu paman atau saudara yang lebih tua pasti budaya kita mengajarkan untuk mencium tangan sedangkan di barat mungkin itu adalah sesuatu yang aneh

Sebelum saya menjelaskan pengaruh transmisi budaya terhadap perkembangan psikologi individu, perkembangan, dan pola asuh. saya akan menjelaskan sedikit tentang psikologi individu, perkembangan dan pola asuh. 
  • Psikologi individu cenderung lebih menekankan kepada bagaimana individu bertingkah laku di kehidupan sehari-hari jika kita liat dari sudut pandang cara belajar maka tingkah laku ini sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya juga.
  • Perkembangan adalah proses hidup manusia dari dilahirkan hingga meninggal dan banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang diantaranya budaya
  • Pola asuh adalah cara orang tua untuk menjaga, mendidik, dan membesarkan anak-anak mereka dan pola asuh ini sangat dipengaruhi oleh budaya, karena menurut observasi saya rata-rata ibu-ibu muda yang baru mempunyai anak cenderung meminta nasihat kepada orang tua mereka tentang bagaimana cara mengasuh anak mereka dan secara tidak langsung jika ditelusuri jika anak meminta nasihat kepada orang tua untuk mengasuh anak dan orang tua meminta nasihat kepada orang tuanya dan begitu seterusnya maka bisa di katakan bahwa itulah yang disebut enkulturasi pola asuh.

Sekarang saya akan menjelaskan tentang perbedaan dan kesamaan antara budaya dalam hal transmisi budaya melalui awal masa perkembangan dan kelekatan.
Saya akan mengambil contoh dari kedua orang tua saya, karena kemarin saya mendapat pelajaran tentang perbedaan budaya yang menghasilkan kekayaan yang luar biasa jadi saya akan menjelaskan tentang perbedaan budaya antara orang tua saya karena mereka berasal dari budaya yang berbeda.
  • Pertama ibu saya, ibu saya berasal dari kota solo dimana budaya solo yang sangat kental dengan tata krama dan sopan santun. berdasarkan observasi saya kepada keluarga besar dari ibu saya, mereka sangat menjaga sopan santun dan cenderung malu-malu. Pola asuh di keluarga ibu saya benar-benar membuat anak-anaknya sangat lekat dengan orang tuanyanya karena kebudayaan mereka yang menjaga toto kromo, saya menyimpulkan bahwa hal ini terjadi karena anak yang menjaga toto kromo adalah hasil pembelajaran dari orang tuanya dan semakin orang tua mengajarkan kepada anak maka orang tua akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak dan bonding atau ikatan yang dihasilkan maka akan semakin kuat.
  • Kedua ayah saya, ayah saya berasal dari kota tegal dimana budaya tegal cenderung tidak sehalus budaya kota solo meskipun sopan santun tetap dijaga. Berdasarkan observasi saya kepada keluarga besar ayah saya, mereka cenderung lebih terbuka dan lebih terbiasa menggunakan kata-kata yang menyindir perasaan ketika bercanda antara satu sama lain, namun itulah tradisi mereka dan mereka tidak dendam atau kesal antara satu sama lain karena memang budaya mereka seperti itu. Pola asuh keluarga ayah saya setelah saya observasi cenderung kurang lekat antara anak dan orang tua mungkin karena mereka terbiasa terbuka dengan setiap orang dilingkungannya jadi mereka dekat dengan saudara-saudaranya sama seperti orang tuanya jadi bonding atau ikatan dengan orang tua tidak begitu kuat.

Kesamaan dan perbedaan dari kedua budaya tersebut adalah :
  • Kedua budaya tersebut menjaga sopan santun meskipun berbeda porsi
     
  • Kedua budaya tersebut menyayangi anak mereka dengan kasih sayang yang sama besar namun dengan cara dan pengungkapan yang berbeda.

Jadi kalau kita lihat pengaruh transmisi budaya pada perkembangan psikologis individu dari kedua budaya tersebut maka. dari budaya solo, menghasilkan individu yang sangat sopan dan dapat terbuka kepada orang lain jika sudah kenal baik karena mereka cenderung malu-malu. dan dari budaya tegal, menghasilkan individu yang easy going dan terbuka tapi terbuka ala Indonesia yaitu masih menjaga sopan santun.

Mungkin itu saja yang saya tulis semoga bermanfaat bagi pembaca dimanapun berada termasuk ibu dosen saya. 
Budaya adalah suatu kekayaan yang tak ternilai dan Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya, oleh karena itu jangan sampai perbedaan budaya membuat perpecahan karena perbedaan budaya menunjukan bahwa negara kita amat sangat kaya. Keep peace in our Indonesia

Sources :
Anonim, Cultural learning, diakses 5 oktober 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_learning
Juliardibachtiar, 2011, Enkulturasi dan Sosialisasi, diakses 5 oktober 2012, http://juliardibachtiar.wordpress.com/2011/03/30/enkulturasi-dan-sosialisasi/
 Bryan S. K. Kim, Annie J. Ahn, and N. Alexandra Lam, 2009, Theories and Research on Acculturation
and Enculturation Experiences among Asian American Families, http://www.springer.com/cda/content/document/cda_downloaddocument/9781603274364-c2.pdf?SGWID=0-0-45-721023-p173783148


No comments:

Post a Comment